BUTUH ENERGI YANG LUAR BIASA UNTUK MELAKUKAN AKSI STAND UP COMEDY SEPANJANG 30 MENIT. NAMUN, ANEZ NGAPAK BERANI MENERIMA TANTANGAN ITU. APA KUNCI RAHASIANYA?

Kedekatan Anez dengan Ustaz Fathulloh atau yang lebih akrab disapa Usfat, menelurkan sebuah kolaborasi yang ciamik. Sebelum Usfat menyampaikan ceramah kepada jemaah dalam acara besar seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, atau Tahun Baru Islam, Anez akan beraksi terlebih dahulu, melakukan stand up comedy dengan topik yang seirama dengan isi ceramah Usfat.

“Misalnya Usfat ceramahnya tentang sabar, saya stand up tentang sabar. Kalau ceramahnya tentang jujur, saya stand up tentang jujur,” ujar Anez yang selalu memakai blangkon saat beraksi.

Yang menarik, durasi stand up Anez bisa mencapai 30 menit! Bukan hal yang mudah untuk melakukannya, karena pasti dibutuhkan energi dan materi komedi yang luar biasa agar bisa membuat penonton merasa terhibur, bukan menjadi bosan lalu kabur.

Kepada kabar-baik.com, Anez yang selalu tampil dengan logat ngapak ini membagikan tiga kunci rahasianya. Pertama, ia selalu berdiskusi dengan Usfat mengenai topik apa yang akan disampaikan kepada jemaah. Kemudian, Anez menyusun materi komedinya secara matang. Kedua, yang menjadi andalan Anez adalah membuat sebuah kisah lucu yang berhubungan dengan tema. Trik ini lumayan ampuh untuk “mengakali” durasi yang panjang ini. Jadi, apa yang dilakukan Anez di panggung bukan aksi improvisasi semata.

Anez (baju merah) saat mengisi acara bersama Ustaz Fatulloh (baju hijau) dan Ustaz Faus Mini (kacamata hitam).

Namun, bukan berarti saat di panggung Anez tidak melakukan improvisasi. Segala respons yang diberikan penonton, ia balas dengan sigap sehingga menghasilkan joke yang baru, yang juga bisa bikin gerrr. Anez memaparkan bahwa paling enak  berinteraksi dengan ibu-ibu karena para ibu ini paling responsif dan responsnya bisa memancing hadirnya dagelan yang baru. Inilah kunci rahasia yang ketiga.


Eksplorasi konten lain dari Kabar Baik

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

By maly asooy

Seorang lelaki yang dulu sangat membenci pelajaran mengarang di sekolah. Namun, perkenalannya dengan Teater 35, menemukan suatu kegembiraan baru dalam menulis. Bahkan, sepak terjangnya sebagai penulis membawa lulusan FISIP UI ini turut berperan dalam memecahkan rekor MURI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *