FILM TANPA PENONTON TIDAK AKAN BERHASIL!

Ungkapan tegas di atas dilontarkan oleh Budi Sumarno, penggagas komunitas penonton film Indonesia yang diberi nama Komunitas Cinta Film Indonesia (KCFI). Dari namanya, kita sudah bisa mengetahui kalau komunitas ini beranggotakan orang-orang yang cinta terhadap film Indonesia.

Mereka merupakan sekumpulan masyarakat Indonesia dari berbagai lintas profesi, seperti aktor, aktris, tim belakang layar (sutradara, produser, penulis skenario, dan sebagainya), pengacara, karyawan swasta, aparatur sipil negara (ASN), aktivis LSM, pesyair, komika, hingga ibu rumah tangga.  

Budi Sumarno, penggagas KCFI

Awal mulanya

Pada 2018, Budi Sumarno mengikuti sebuah program yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbang Film). Saat itu, masing-masing peserti diminta membuat gagasan untuk memajukan film Indonesia. “Saya membuat gagasan tentang komunitas penonton film, untuk mencerdaskan penonton, bagaimana memilih tontonan yang baik, karena film tanpa penonton tidak akan berhasil,” ungkap Budi Sumarno ketika ditemui di kafe Janji Pemuda di kasawan Rawamangun, Jakarta Timur.  

Gagasan ini disambut baik oleh Pusbang Film sehingga lahirlah KCFI pada tahun yang sama. Berbagai kegiatan pun dilakukan seperti diskusi film, workshop, hingga nobar alias nonton film bareng. “Awalnya bayar sendiri, lama-lama Pusbang bayarin,” lanjut Budi.

Beragam kegiatan KCFI

Untuk menjalin silaturahim antar sesama anggota, KCFI memiliki WhatsApp Grup (WAG) yang hingga saat ini anggotanya mencapai 317 orang. Itu pun belum semuanya tergabung karena masih banyak rekan-rekan di daerah yang belum masuk dalam WAG tersebut. Akan tetapi, mereka tergabung dalam WAG KCFI di daerah masing-masing yang tersebar di 18 wilayah Indonesia, yakni Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Bandung, Majalengka, Cirebon, Solo, Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bali, Manado, Palu, Makassar, Kalimantan Timur, dan Padang. “Tiap wilayah punya pengurus dan kegiatan masing-masing,” pungkas Budi.


Eksplorasi konten lain dari Kabar Baik

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

By maly asooy

Seorang lelaki yang dulu sangat membenci pelajaran mengarang di sekolah. Namun, perkenalannya dengan Teater 35, menemukan suatu kegembiraan baru dalam menulis. Bahkan, sepak terjangnya sebagai penulis membawa lulusan FISIP UI ini turut berperan dalam memecahkan rekor MURI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *