MEWUJUDKAN IMPIAN MEMANG TAK MUDAH. NAMUN JANGAN MENYERAH. KARENA PADA WAKTUNYA, IMPIAN AKAN TERWUJUD JUGA.
Pada 18 maret 2025, bertepatan dengan bulan Ramadhan 1446 H, Desvera Inge Kusuma Dewi (Inge) meluncurkan album musik perdananya yang diberi nama Yang Kuinginkan. Album ini memuat 9 lagu pop alternatif plus 1 lagu religi yang ia tulis dan aransemen sendiri, yakni:
1. Sometimes (diciptakan tahun 2002)
2. Purnama (2003)
3. Hadirmu (2004)
4. Yang Kuinginkan (2005)
5. Selalu kujaga (2007)
6. Janji Untukmu (2007)
7. Baby, You’re Wrong (2007)
8. Akan Kuakhiri (2007)
9. Tak Mungkin Bersama (2008)
10. Rencana-Mu (2021)
Lagu pertama, Sometimes, diciptakan musisi yang juga menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga ini, saat masih kuliah di jurusan Sosiologi FISIP UI. Pada tahun 2002, adalah saatnya Inge menghadapi mata kuliah Statistik Sosial 2, mata kuliah horor yang ditakuti banyak mahasiswa.
Inge yang ikutan merasa horor, menjadi galau, apakah ia salah masuk jurusan? Mulailah bermunculan pikiran-pikiran bahwa seharusnya ia tidak ambil jalur akademik seperti ini, seharusnya ia menempuh jalur musik saja yang memang sudah sejak lama ia geluti, dan lain sebagainya. Namun, ia sudah berjuang sejauh ini, sudah memasuki tahun ketiga perkuliahan. Tentu tidak mudah untuk pergi meninggalkan kampus begitu saja. Akhirnya, terciptalah lagu Sometimes.
Lagu kedua, Purnama, diciptakan musisi yang juga produktif menulis cerpen dan novel ini, saat sedang duduk di teras rumahnya, di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan. Malam itu, Inge melihat bulan purnama di langit bersinar dengan sangat bagusnya. Ia jadi terinspirasi untuk membuat lagu. Ia langsung ambil gitar dan sebuah lagu pun tercipta hanya dalam 5 menit!
“Nggak tahu, ngalir begitu aja. Tahu-tahu aku langsung nyanyi aja sambil metik gitar,” ungkap penggemar karya-karya sastra Dee lestari, Tere Liye, Asma Nadia, dan Andrea Hirata ini.
Lagu religi Rencana-Mu dibuat pada saat pandemi Covid-19 melanda. “Perasaan lagi kacau-balau, antara cemas dan lain-lainnya. Kurang lebih aku ambil yang aku alami aja selama pandemi. Intinya, semua yang pernah terjadi dalam hidupku, akan kuambil hikmah dan pelajaran. Dan, tak lupa meminta ampunan kepada Allah,” papar Inge.
Cita-cita sejak SMA
Meluncurkan sebuah album musik adalah cita-cita Inge sejak SMA, sekira tahun 1996-1999. Di masa itu, ia dan beberapa temannya membentuk band. Semua personelnya perempuan. Awalnya mereka memainkan lagu dari musisi-musisi mancanegara seperti The Corrs dan The Cranberries. Lama-lama, mereka membawakan lagu-lagu yang diciptakan oleh Inge.
Memasuki masa kuliah, Inge tetap bermusik. Kali ini bersama teman-teman kompleksnya di Ciputat. “Awalnya gara-gara sering tampil di panggung 17-an, akhirnya kita bikin band,” kenang Inge. Selain itu, Inge juga nge-band bareng mahasiswa ISTN. Mereka membuat lagu untuk sebuah film independen.
Petualangan musik Inge terus berlanjut sampai akhirnya ia bergabung dengan band Cosmic, yang mayoritas personelnya adalah mahasiswa UPN Veteran. Mereka adalah: Yovie (drum), Erie (gitar rhythm + backing vocal), Aziz (gitar melodi), dan Ilham (gitar bass). Di band inilah Inge merasa semakin matang untuk berkarya. Bahkan, rekan-rekan di Cosmic sangat mendukung Inge untuk membuat album perdananya.
“Cosmic itu band terlama. Yang mendorong aku agar bisa berkembang di musik.
Mereka yang support aku bikin demo. Tanpa support mereka, aku gak tau deh arahnya akan ke mana,” aku Inge.
Sayangnya, kesibukan di dunia kerja membuat album perdana Inge tak kunjung rampung. Band Cosmic pun bubar sekitar tahun 2007. Namun, Inge tak mengubur impiannya. Ia terus berkarya, terus membuat lagu demi lagu. Beruntung, ia memiliki suami yang juga seorang musisi, Eka Sasmita, pemain terompet yang sering berkarya bersama band ska Tipe-X. Meski Inge akhirnya harus berhenti bekerja dan menjadi full mom, Eka tetap mendukung Inge untuk tidak berhenti bermusik. Bahkan, Eka turut memasukkan sentuhan terompetnya di lagu Rencana-Mu,

Resolusi 2025
Impian untuk meluncurkan album belum juga bisa terwujud. Tapi, Inge tak berdiam diri. Ia terus bergerak. Lagu-lagu yang sudah ia ciptakan, ia buatkan video klipnya lalu diunggah ke YouTube.
Pertama kali mengunggah pada Juni 2020. “Deg-degan, takut gak ada yang dengerin,” tutur Inge mengenai perasaannya saat pertama kali meluncurkan karyanya di YouTube. “Tiap 10 menit aku ngecek, udah ada yang nonton apa belum, hehehe…” lanjut ibu dari 3 anak ini.
Akan tetapi, kekhawatiran Inge berubah menjadi kegembiraan, satu bulan kemudian. Lagu Purnama mendapatkan 900 likes dalam waktu 3 hari dan lagu Tak Mungkin Bersama mendapat 500 views dalam 2 hari.
Memasuki tahun 2025, Inge membuat sebuah resolusi! Album yang ia impi-impikan harus segera diluncurkan! Mulailah ia bergerak lebih cepat, melakukan rekaman, dan terjadilah apa yang sudah ia inginkan sejak hampir 30 tahun yang lalu. Oleh karena itulah, album perdana ini ia beri nama “Yang Kuinginkan”.
“Pokoknya, kalau punya impian, jangan nyerah! Dan aku pun sujud syukur,” ujar Inge.
Tapi ini belum selesai. Berikutnya adalah bagaimana caranya agar banyak orang yang mendengarkan lagu-lagu karyanya ini. Semesta pun mendukung. Inge dipertemukan dengan agregator SunMusicPro. Agregator adalah pihak yang membantu para musisi untuk mempromosikan lagu di berbagai platform musik dan media sosial. Agregator juga memantau pemutaran lagu-lagu tersebut, termasuk pemutaran lagu di radio, hotel, dan restoran, terkait dengan pembayaran royalti dari lagu-lagu tersebut.
Bersyukur, hingga saat ini, pendengar lagu-lagu Inge di platform Spotify sudah lebih dari 2.500. Pendengarnya pun tak hanya di Indonesia, tapi juga Malaysia, Jepang, Turki, Perancis, Jerman, Spanyol, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.
Dan, yang lebih membanggakan lagi adalah, lagu ciptaannya bisa berada dalam satu playlist yang sama dengan musisi-musisi idolanya, yakni The Cranberries, The Corrs, Sarah McLachlan, Adele, dan Dido. Tentunya, ini bukan playlist yang dibuatnya sendiri.
“Berawal dari mimpi, eh bisa bikin playlist bareng mereka!” ujar Inge dengan gembira.

Sejak SD
Cita-cita menjadi penyanyi sudah dimiliki Inge sejak usia 4 tahun. Dan, saat kelas 4 SD, Inge tinggal di wilayah Ungaran, Jawa Tengah. Di sinilah, ia menciptakan lagu pertamanya.
“Di belakang sekolah aku tuh sawah. Setiap hari aku melihat pak tani. Akhirnya muncul inspirasi untuk bikin lagu tentang pak tani,” kenang Inge yang berencana memasukkan lagu perdananya ini ke dalam album musik berikutnya.
Dan, khusus untuk kabar-baik.com, Inge mempersembahkan lagu perdananya ini.
Sebait saja dulu ya, versi lengkapnya kita tunggu saja album berikutnya dari Desvera Inge Kusuma Dewi!
Eksplorasi konten lain dari Kabar Baik
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.