KOK BISA, SEORANG PENYIAR RADIO YANG NYEBELIN, SENGA, DAN KALO NGOMONG NGEGAS MELULU TAPI DISUKAI OLEH BANYAK ORANG? JAWABANNYA, YA BISA, JIKA ANDA ADALAH SEORANG KAMAL RASYID!

Ini sebuah anomali. Penyiar radio identik dengan kepribadian yang hangat, ramah, dan ceria. Jika harus menjadi ngocol pun tetap dalam koridor yang ramah kepada pendengar. Tapi tidak bagi Kamal Rasyid. Ia justru tampil sebagai penyiar yang senga, nyebelin, dan kalau ngomong sering ngegas. Anehnya, pendengar malah banyak yang suka kepadanya terbukti dengan jumlah follower-nya di instagram yang mencapai lebih dari 17.000.

“Gue bukan tipe penyiar yang ramah, tapi malah banyak yang suka,” ujar Kamal dengan wajah serius saat ditemui di sebuah restoran khas Aceh di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Apakah ini karakter yang dibuat-buat? Yang sengaja ia ciptakan agar menjadi lain daripada yang lain? Yang berbeda dari penyiar pada umumnya? Ternyata tidak. Ini memang karakter aslinya. Sewaktu kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia, Kamal memang terkenal sebagai pribadi yang songong tapi menyenangkan dan sering membuat banyak orang tertawa. Jiwa komedinya semakin terasah saat ia bergabung dengan teater kampus Komputer Paradoks.

Kamal berperan sebagai hansip di pementasan Komputer Paradoks bertajuk “Pecel vs Sayur”.

Di komunitas puisi dan teater inilah ia berkenalan dengan Nurul Huda (Nunung) dan Fahmi Fathul Bahri (Fathul), dua pentolan orkes Nunung CS. Karena saat itu mereka sedang mencari vokalis baru, Kamal pun direkrut dan tanpa banyak pertimbangan, Kamal mengayokan ajakan tersebut.

Jadi penyiar dadakan

Pada 2010, Orkes Nunung CS diundang oleh IRadio untuk diwawancarai. Saat itu, Kamal dijadikan penyiar tamu yang mewawancarai teman-teman orkesnya. Tenyata, IRadio suka dengan gaya siaran Kamal. Mereka pun menawari pria berparas Timur Tengah ini untuk menjadi penyiar tetap. Maka, resmilah Kamal menjadi penyiar radio. Di IRadio, Kamal berkiprah sampai tahun 2022 karena di awal 2023, ia pindah kantor ke JakFM.

Di kantor barunya ini, Kamal diduetkan dengan penyiar yang juga berparas Timur Tengah, Sahil Mulachela. Duet maut ini diberi nama Duo Bahlul. Awalnya, mereka diberi tugas pada sore hari untuk menggawangi program SPK (Siaran Pulang Kerja). Dan saat ini, Duo Bahlul diberi kepercayaan untuk siaran di waktu prime time, yakni pukul 6 sampai 10 pagi di program Sarapan Seru. “Prime time-nya radio itu pagi, nemenin orang pergi kerja,” ujar Kamal.

“Diem, lu!”

Sebagai penyiar yang nyebelin, Kamal dikenal dengan celetukannya yang khas yaitu, “Diem, lu!” Sebenarnya, celetukan ini kerap dilontarkan Kamal kalau sudah malas meladeni pendengar yang recet (ribet/ngeselin) tapi uniknya para pendengar justru senang diceletuki seperti itu dan malah jadi tertawa. Benar-benar anomali!


Eksplorasi konten lain dari Kabar Baik

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

By maly asooy

Seorang lelaki yang dulu sangat membenci pelajaran mengarang di sekolah. Namun, perkenalannya dengan Teater 35, menemukan suatu kegembiraan baru dalam menulis. Bahkan, sepak terjangnya sebagai penulis membawa lulusan FISIP UI ini turut berperan dalam memecahkan rekor MURI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *