KEBERHASILAN ATLET INDONESIA MERAIH EMAS OLIMPIADE PARIS 2024 MELALUI CABANG PANJAT TEBING DAN ANGKAT BESI, MEMBERIKAN SINYAL POSITIF BAHWA INDONESIA TELAH MENEMUKAN LADANG BARU UNTUK MEMETIK EMAS DI AJANG MULTIEVENT EMPAT TAHUNAN INI.
Indonesia pertama kali meraih medali emas Olimpiade melalui cabang bulu tangkis, yang diperjuangkan oleh Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Barcelona tahun 1992. Keduanya berhasil menjadi kampiun untuk nomor tunggal putri dan tunggal putra. Sejak saat itu, Indonesia cukup rutin memetik emas melalui cabang olah raga ini.

Empat tahun berikutnya, di Atlanta 1996, Ricky Subagja dan Rexy Mainaky meraihnya di nomor ganda putra. Di Sydney 2000, Indonesia juga memetik emas melalui ganda putra yang diraih oleh Tony Gunawan dan Candra Wijaya. Athena 2004, giliran Taufik Hidayat unjuk gigi. Ia meraih emas melalui cabang tunggal putra.
Tradisi emas Indonesia dari bulu tangkis pun berlanjut di Olimpiade Beijing 2008 melalui ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan. Ganda campuran tak mau kalah. Melalui pasangan Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad, Indonesia menyabet emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Hingga akhirnya, Indonesia pun berhasil mendulang emas melalui nomor ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020 berkat perjuangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

bulu tangkis olimpiade melalu nomor ganda putri. (sumber: Google)
Berdasarkan data di atas, seolah-olah Indonesia hanya bisa meraih medali emas melalui cabang bulu tangkis karena memang begitu faktanya. Namun, di Olimpiade Paris 2024, sebuah harapan baru muncul. Indonesia menemukan ladang baru untuk memetik emas, yakni cabang angkat besi dan panjat dinding.
Prestasi di kedua cabang ini bukanlah sebuah keberuntungan tapi merupakan sebuah perjuangan panjang. Karena sebenarnya, cabang angkat besi sudah rutin menyumbangkan medali untuk Indonesia sejak Olimpiade 2000 di Sydney. Saat itu, Lisa Rumbewas meraih perak serta Sri Indriyani dan Winarni menyabet perunggu.
Lisa kembali unjuk kekuatan di Athena 2004 dengan meraih medali perak. Empat tahun kemudian di Beijing, atlet angkat besi putra mulai meretas prestasi dengan menyumbangkan dua perunggu melalui Eko Yuli Irawan dan Triyatno. Lisa Rumbewas pun masih tetap perkasa dengan menyumbangkan perunggu bagi Indonesia.
Olimpiade London 2012, saat jagoan-jagoan bulu tangkis Indonesia dibuat tak berdaya oleh lawan-lawan mereka, atlet-atlet angkat besi menyelamatkan wajah Indonesia dengan menyumbangkan dua perak melalui Triyatno dan Citra Febrianti serta satu perunggu yang disabet oleh Eko Yuli Irawan.
Eko Yuli masih terus menoreh prestasi di RIo de Janeiro 2016 dengan meraih perak. Nama baru pun muncul ke permukaan, yakni Sri Wahyu Agustiani yang juga meraih perak. Berikutnya, di Tokyo 2020, dua nama baru kembali muncul yakni Rahmat Erwin Abdullah dan Windy Cantika Aisah dengan memberikan medali perunggu. Eko Yuli pun masih terus menunjukkan keperkasaannya dengan menyumbangkan perak.

Sementara, untuk nomor panjat tebing, Indonesia tidak bisa disebut sebagai “anak bawang”. Prestasi atlet-atlet Indonesia di cabang ini tidak bisa dianggap remeh. Asian Games 2018 adalah pembuktian yang sempurna. Indonesia menjadi juara umum dengan meraih 3 emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Di ajang-ajang level internasional lainnya pun para pemanjat tebing Indonesia juga menjadi langganan juara.

Jadi, tidaklah berlebihan jika masyarakat Indonesia berharap cabang angkat besi dan panjat tebing akan menjadi ladang baru bagi atlet-atlet merah putih untuk memetik emas pada Olimpiade-Olimpiade berikutnya. [XINHUA dan berbagai sumber]
Eksplorasi konten lain dari Kabar Baik
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.