SEBAGIAN DARI KITA PASTI SUDAH TIDAK ASING DENGAN PESAN MAK EROT YANG BERBUNYI: SESUATU YANG BESAR, DULUNYA JUGA KECIL. SEPERTI ITULAH ORKES NUNUNG CS.
Grup orkes ini dibentuk pada 2003 di kampus FISIP UI Depok, berkat bertemunya visi, misi, dan kegemaran dari Fahmi Fathul Bahri (Fathul) dan Nurul Huda (Nunung). Kedua mahasiswa jurusan ilmu administrasi ini bersepakat untuk membentuk grup band beraliran dangdut. Mereka pun mengajak teman-teman yang lain sehingga apa yang mereka kehendaki pun tercapai, sebuah grup musik dangdut bernama Nunung CS, dengan formasi Nunung (gitar), Fathul (bas), Kudil (gitar), Mila (vokalis), Ayung (gendang), dan Toto (drum).
“Kita mau mengisi kekosongan musik dangdut dan orkes di kampus. Dulu kan ada Warkop DKI, PSP, Musik Taman,” cerita Nunung mengenai awal mula terbentuknya Nunung CS.
Petualangan panggung mereka pun dimulai sampai akhirnya pada 2004 mereka mendapat kesempatan emas untuk tampil bersama OM PSP (Orkes Moral Pancaran Sinar Petromak) dalam satu panggung di acara Reuni Akbar Alumni FISIP UI di Gedung Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.
Para personel PSP yang terkesan dengan penampilan Nunung CS lalu memberi izin kepada para juniornya ini untuk membawakan lagu-lagu mereka, bahkan tak jarang pula PSP mengajak Nunung CS untuk beraksi bersama lagi dalam satu panggung.
Vokalis baru
Dalam perjalanannya, Mila sang vokalis harus pamitan dari Nunung CS. Mereka lalu mencari vokalis baru dan setelah menyeleksi beberapa kandidat, mereka memilih Kamal Rasyid, yang saat ini mahsyur sebagai penyiar radio JakFM.
Seperti perjalanan grup-grup band pada umumnya, gonta-ganti personel pun tak bisa dielakkan. Setelah beberapa kali melakukan perombakan, inilah formasi teranyar orkes Nunung CS: Nunung (gitar), Kamal (vokalis), Budi (mandolin), Awe (suling), Arif (gendang), dan Subur (ukulele).
Warna musik yang mereka usung pun berubah. Sudah tidak dangdut lagi tapi juga bukan pop. “Kita ini dangdut bukan, pop juga bukan. Akhirnya kita sebut aja aliran kita pop kreatif,” kisah Kamal tentang kegamangan yang pernah mereka alami.
Kegamangan ini bermula ketika mereka membuat lagu “Abang Gorengan” yang menjadi lagu utama di album perdana mereka, “Terima Pesanan”. Setelah mereka memantapkan diri mengusung aliran pop kreatif, karya-karya berikutnya pun bermunculan. Sebut saja lagu “Alhamdulillah”, “Bay”, “S’pak Bola”, dan lagu-lagu lainnya. Mereka pun telah melahirkan albur kedua yang diberi nama “Keluar Cepet”.
Petualangan panggung
Selain berlagu di kaset dan CD, Orkes Nunung CS juga tentunya beraksi dari panggung ke panggung. Dimulai dari acara-acara internal kampus sampai akhirnya bisa manggung juga di acara luar kampus. Mereka mengawalinya dari acara GALA 8, pentas seni SMA 8, Jakarta Selatan yang diselenggarakan di JCC, Senayan, pada 2004. Saat itu, mereka tidak dibayar sama sekali. Namun, mereka tidak patah semangat. Panggung demi panggung terus mereka jelajahi hingga akhirnya mereka bisa tampil di ajang sebesar MTV Moto Allert dan Shycronize Fest.
Di arena PRJ (Pekan Raya Jakarta) pun mereka memulainya dari beraksi di stan internal milik kampus UI, lalu merambah ke stand perusahaan seperti Suzuki dan Nescafe, lalu “naik pangkat” tampil di panggung kecil, hingga akhirnya “naik kasta” beraksi di panggung besar dalam 3 tahun belakangan ini.
Mereka juga berkesempatan untuk tampil di acara televisi yakni program “Baim Kaga Jaim” di RTV dan “ComBreak” di KompasTV.
Begitulah perjalanan Orkes Nunung CS, yang tidak menyerah dan terus berkarya, meski harus mengalami gonta-ganti personel dan harus mendaki dari panggung yang kecil. Seolah-olah, mereka benar-benar menerapkan apa yang dipetuahkan oleh Mak Erot dalam sebuah meme: “Sesuatu yang besar, dulunya juga kecil.”
Eksplorasi konten lain dari Kabar Baik
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.