MEGAK

teruslah bersajak

hingga tak berjarak

antara yang hak


NAQLI

tak terbayar. kejar

terbayang sial. sesal

lalu terbaring. miring


KAMU

muara kataku


TOBAT

aku selalu menghambat

kerjamu membagikan coklat

mohon ampun sangat


MAHA CEMBURU

tuhan cemburui aku

agar tak selingkuhimu


GEMI MOHAWK dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan. Karya-karyanya sudah diterbitkan melalui buku Sirami Jakarta dengan Cinta (2008), Indonesianus (2011), antologi Tat Tvam Asi UWRF (2016), Lebih Baik Putih Tulang daripada Putih Mata (2017), Kulminasi (2017), Kibul.in (2018), dan dari Teluk Kao hingga Negeri Raja-Raja (2020).

Pesyair berambut gondrong ini kerap diundang dalam berbagai acara kesusastraan seperti Ubud Writers dan Readers Festival (2016) sebagai Emerging Writers, Festival Puisi Bangkalan 2 (2017), dan lokakarya penulisan esai Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa (2019). Gemi Mohawk bisa disapa melalui laman medsosnya @gemi.mohawk (IG/FB).


Eksplorasi konten lain dari Kabar Baik

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

By maly asooy

Seorang lelaki yang dulu sangat membenci pelajaran mengarang di sekolah. Namun, perkenalannya dengan Teater 35, menemukan suatu kegembiraan baru dalam menulis. Bahkan, sepak terjangnya sebagai penulis membawa lulusan FISIP UI ini turut berperan dalam memecahkan rekor MURI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *