KUNANG-KUNANG DAN MALAM
Oh, kunang-kunang betapa indahnya tuhan menciptakanmu
Warnamu yang terang membuat betapa sempurna nya dirimu
Bersinar dalam kegelapan membuat betapa harmonisnya persatuan itu
Kunang-kunang, kaulah cahaya yang membuat semakin indahnya malam hari itu
Seperti sihir cahayamu membuat siapa pun yang melihat nya sangat terpesona
Tak hanya sihir, kau seperti badut, membuat siapa pun yang melihatmu tersenyum senang
Walaupun kecil namun bisa membuat orang bahagia
Kau mengajariku kecil itu tak penting, yang penting adalah bagaimana pengorbananmu membuat orang bahagia
Dirimu yang kecil dan bercahaya di gelapnya malam membuatku tahu tentang hidup, seberapa berat masalahmu, seberapa banyak masalahmu, jalankan saja pasti akan ada solusi untuk masalahmu
Dirimu juga mengajariku tentang apa itu ikhlas
Ketika dirimu menjadi cahaya bagi kegelapan malam tak semua orang tahu kau lah cahaya itu
Orang akan berpikir jika itu adalah lampu yang bersinar
Namun kau tetap menjadi cahaya dalam gelap walaupun orang tak berterima kasih kepadamu
Kunang-kunang, kau pergi menembus kegelapan langit malam menuju cahaya bulan, bersama bulan cahayamu dan cahayanya bersatu, dengan ribuan bintang di sekelilingnya menghiasi betapa indahnya malam itu
Terima kasih kunang-kunang, berkatmu aku tahu arti kehidupan ini, cahayamu adalah cahaya yang paling baik dan indah di malam hari
DI LANGIT SENJA
Bagi sebagian orang senja hanya lah langit biasa, di mata mereka langit yang berwarna merah dan oranye ini adalah pertanda bahwa malam akan tiba
Tapi di mata ku langit senja adalah pelajaran yang membuat ku semakin paham dengan kehidupan
Bersyukur kepada Tuhan karena dua hal, pertama bersyukur karena langit ciptaan-Nya, dan kedua bersyukur karena makhluk ciptaan-Nya
Dia… Orang biasa namun berhasil membuat perasaanku pada nya sangat luar biasa, di bawah langit yang sangat indah ini kita bertemu
Ketika kita berhadapan pandangan kita bertemu, seperti di kunci oleh sesuatu mata kita tak bisa lepas satu sama lain, tak hanya mata hati kita pun sudah saling terkunci
Memandangi langit senja juga matahari yang sudah ingin menghilang, aku dan dia sama-sama penyuka senja dan sama-sama kagum atas ciptaan Tuhan yang satu ini, hanya saja…. Ada dua Tuhan yang kita kagumi…
Tuhanku dan Tuhannya berbeda, namun perasaan kita sama, tetapi lagi-lagi takdir menyadarkan kita bahwa aku dan dia tak bisa bersama kembali
Langit senja yang penuh dengan burung-burung beterbangan juga dengan air mata perpisahan, burung yang biasanya terbang ke arahku sekarang terbang ke arah dia yang berjalan pergi, air mata yang menetes karena terpesona sekarang menetes karena luka, dia yang dulu berjalan mendatangi ku, sekarang berjalan menjauhiku
Dulu wajahnya yang selalu kulihat dan dia yang berjalan mendekat, sekarang punggungnya yang kulihat dan berjalan semakin menjauh
Di waktu senja kita dipertemukan dan di waktu senja kita dipisahkan
Pertemuan yang mengharukan dan perpisahan yang menyakitkan
Di langit senja yang berwarna oranye dicampur merah melambangkan keberanian
Keberanian kita untuk bertahan sampai takdir memisahkan
Sekarang dalam hidup aku belajar satu hal, kalau kata “Selamat” juga ada di kalimat
“SELAMAT TINGGAL…”
MALAM, BULAN, DAN KUNANG-KUNANG
Langit malam yang gelap gulita, saksi kisah kita yang tak berakhir bahagia, akhir dari sebuah cerita, cerita cinta dengan seseorang yang tak nyata
Langit malam yang gelap telah tiba, dan bulan menunjukkan pesona cahaya nya
Dengan ribuan bintang di atas sana
Tetap saja kau dan aku tak bisa bersama
Ketika malam menyambut,
Ku tidur masuk ke alam mimpi,
Merasakan sentuhan lembut di rambut,
Ketika ku membuka mata kau ada di mimpi ini
Dengan senyuman selembut kapas,
Dan tatapan teduh oleh matamu,
Perlahan rasa rindu ini terlepas
Setelah lama tak bertemu dirimu
Tapi, satu masalah saat ini,
Bukan berbeda agama melainkan berbeda dimensi,
Cinta kita yang tak sesuai dengan situasi
Membuat kita harus mengakhiri
Mata indah yang menunjukan rasa cinta yang sangat dalam,
Berakhir mengeluarkan satu tetes air mata,
Fakta nya kita berbeda alam
Dan tak akan mungkin untuk bersama
Ku tatap wajah mu yang secerah cahaya kunang-kunang,
Dan kita berjalan saling meninggalkan,
Berakhir takdir lah yang menang
Lalu kita harus mengikhlaskan
Ku bangun dengan rasa sesak di dada,
Mengingat kisah kita yang sungguh pahit,
Ketika ku menoleh ke jendela
Ku tersenyum menatap langit
Seekor kunang-kunang dengan cahaya cerah nya,
Terbang seolah-olah sedang memberi salam perpisahan,
Pada akhir nya kau tetap setia
Walau takdir tak mengizinkan
Kunang-kunang itu terbang ke arah bulan,
Cahaya nya dan cahaya bulan bersatu,
Menciptakan sebuah keharmonisan,
Kisah cinta kita yang manis walaupun berakhir buntu
Kau adalah kunang-kunang sedangkan aku adalah langit malam dan bulan adalah perasaan kita, di dalam gelap kita bertemu dan di dalam gelap kita bersatu
HUJAN
Hujan, hawa yang dingin dan langit yang mendung
Di dalam hujan banyak makna yang terkandung
Entah itu untuk menyuburkan makhluk hidup,
Atau pun menjadi ketenangan untuk orang yang kehilangan semangat hidup
Setiap tetes air yang turun ke muka bumi,
Sama seperti tetesan air mata yang turun ke pipi
Tak membuat semangatnya bangkit
Walaupun matahari telah terbit
Langit mendung menandakan kegelapan hatinya
Tetesan air yang turun menandakan kesedihannya
Suara petir menandakan betapa besar teriakannya
Dan derasnya hujan menandakan betapa dalam rasa sakitnya
Matahari yang telah pergi dari langit
Bersamaan dengannya yang pergi tanpa pamit
Kini yang hadir hanyalah hujan yang membasahi bumi
Sama seperti kisah kita yang hanya memori
Datang dengan keceriaan dan pergi dengan sejuta kenangan
Seperti matahari yang memberi cahaya kilauan
Dan tetesan air hujan yang memberikan kepedihan
Kisah kita dimulai oleh kebahagiaan seperti matahari yang bercahaya,
Cahaya yang membuat siapa pun terpesona
Lalu usai dengan kesedihan seperti hujan yang tak pernah reda,
Membuat rasa sakit yang teramat dalam di dada
Cintamu sama seperti matahari yang telah hilang
Dan kesedihan yang kau berikan sama seperti hujan yang datang
Dulu ku tertawa memikirkan masa depan yang akan mendatang
Sekarang ku menangis memikirkan masa lalu yang sudah menghilang

Saat puisi-puisi ini dibuat, SHEILA AMIRA MARVA masih tercatat sebagai siswi kelas 6A di SDN Percontohan Bendungan Hilir 12, Jakarta Pusat. Remaja yang hobi membaca buku ini memiliki cita-cita menjadi dokter. Prestasi yang pernah diraihnya adalah Juara 1 lomba membuat tandu di ajang lomba keterampilan PMR tingkat Mula pada awal tahun 2024. Sheila bisa disapa melalui akun instagramnya Choc0late_milky_xtm. Saat ini, Sheila sudah resmi menjadi siswi SMPN 19, Jakarta Selatan.
Eksplorasi konten lain dari Kabar Baik
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.